Istilah New Normal sekarang ini ramai dibicarakan oleh masyarakat, tidak hanya di Indonesia namun juga di seluruh dunia. Apa sebenarnya New Normal atau Normalitas Baru ini? Istilah ini sebenernya sudah lebih dulu digunakan pada sektor ekonomi dan bisnis yang merujuk pada kondisi finansial setelah terjadi krisis keuangan pada tahun 2007-2008, resesi global 2008-2012, dan pandemi Covid-19 saat ini. Istilah tersebut kemudian digunakan juga untuk konteks lain yang berarti suatu hal yang tadinya tidak normal/wajar dianggap menjadi biasa/umum.
Dalam hubungannya dengan Covid -19, maka New Normal berarti masyarakat harus dapat beradaptasi dengan kebiasaan baru di tengah pandemi ini. Kita dituntut untuk hidup normal seperti biasa namun dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan dan penyebaran Covid 19.

Aturan New Normal WHO
World Health Organization (WHO) pertama kali mengeluarkan istilah ini pada tanggal 13 April 2020 lalu. Pada keterangannya, seperti dikutip dari weforum.org, WHO menyebutkan tidak semua Negara dapat langsung menjalankannya. Beberapa kriteria yang harus dipenuhi sebelumnya adalah:
- Penyebaran penyakit Covid 19 pada negara tersebut harus sudah dapat dikendalikan
- Kapasitas kesehatan pada negara tersebut harus mampu mendeteksi, melakukan tes, isolasi, perawatan pasien dan tracking untuk setiap kasus COVID-19
- Minimalisir penularan pada daerah khusus seperti fasilitas kesehatan dan rumah jompo.
- Melakukan langkah-langkah pencegahan pada area perkantoran, sekolah, serta tempat keramaian lainnya.
- Risiko penularan dari luar negeri (import) dapat dipantau.
- Masyarakat sudah diedukasi, dilibatkan, dan diberdayakan untuk proses New Normal.
Aturan New Normal Indonesia
Indonesia sendiri saat ini tengah menyiapkan diri untuk transisi ke dalam masa New Normal sesuai dengan kriteria dari WHO tersebut. Untuk mempersiapkan tatanan baru ini, Kementerian Kesehatan dan Gugus Tugas Penanganan Covid-19 menyusun protokol kesehatan yang harus dilakukan masyarakat, yakni:
-
Cuci tangan
Gerakan cuci tangan memang sudah gencar ditegaskan sejak pandemi ini berlangsung. Membersihkan tangan baik dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer dikatakan ampuh untuk mencegah penurlaran Covid-19. Agar lebih maksimal, ikuti tahapan mencuci tangan yang benar secara menyeluruh.
-
Hindari menyentuh muka
Mata, hidung, dan mulut merupakan jalan masuk virus ke dalam tubuh, karenanya, sebisa mungkin hindari menyentuh bagian muka dengan tangan kotor. Pastikan untuk mencuci tangan dengan bersih terlebih dulu sebelum menyentuh area wajah.
-
Etika batuk dan bersin
Virus dapat menyebar saat seseorang batuk dan bersin dan kemudian menularkannya pada orang lain. Karena itu, penting sekali menerapkan etika batuk dan bersin yang benar, seperti menutup mulut dan hidung dengan tissue dan segera membuangnya ke tempat sampah. Bila tidak ada tissue, maka gunakan lengan atas bagian untuk menutup mulut dan hisung saat bersih dan batuk.
-
Gunakan Masker
Masker tidak hanya digunakan oleh mereka yang sakit, namun juga mereka yang masih merasa sehat. Gunakanlah masker saat berkegiatan di luar rumah atau saat merasa sakit dan harus isolasi diri di rumah. Untuk masyakat biasa, masker kain dengan lapisan tambahan sudah cukup, dan lebih praktis karena dapat digunakan berulang kali, dibandingkan dengan menggunakan masker medis sekali pakai.
-
Physical Distancing
Hindari tempat-tempat keramaian atau banyak orang berkerumun dan minimalisir kontak fisik dengan orang lain bila tidak terlalu penting.
-
Isolasi Mandiri
Lakukan isolasi mandiri bila mulai merasa gejala seperti batuk, pilek, demam, nyeri tenggorokan, atau sesak napas. Sebaiknya hubungi hot line Covid 19 dari pada ke rumah sakit untuk menghindari penularan.
-
Jaga Kesehatan
Masyarakat dihimbau untuk menjaga kesehatan seperti dengan mengonsumsi makanan bergizi dan bernutrisi, melakukan olahraga ringan di rumah, dan berjemur matahari di pagi hari selema beberapa menit.
Bagaimana, apakah sudah siap melakukan aturan New Normal ini?