Rabun jauh, atau miopia, adalah kondisi di mana seorang individu tidak memiliki kemampuan untuk melihat objek pada jarak jauh; namun tidak bermasalah dengan penglihatan jarak dekatnya. Menurut laman Cleveland Clinic, kondisi ini cukup awam dialami oleh manusia dewasa, dengan persentase lebih dari 40% di Amerika Serikat. Sejumlah penelitian lain, bahkan, memprediksi persentase anak-anak yang akan punya miopia pada tahun 2050 akan meningkat drastis. Memangnya apa, sih, yang menyebabkan seseorang memiliki rabun jauh?
Penyebab rabun jauh
Hingga saat ini, banyak orang mengira bahwa penyebab utama rabun jauh adalah kontak erat si penderita dengan layar—entah itu layar ponsel, tablet, komputer, laptop, maupun televisi—atau faktor genetik. Nyatanya, sejumlah riset dari para peneliti di beberapa universitas di dunia menemukan bahwa faktor utamanya adalah kurangnya waktu seseorang berada di luar rumah.
Dengan kata lain, minimnya jumlah cahaya matahari yang diterima oleh mata sehari-harinya merupakan faktor utama penyebab rabun jauh. BBC News Indonesia juga pernah menuliskan bahwa tingkat miopia pada anak-anak Tiongkok yang berusia enam tahun meningkat pesat setelah pandemi berlangsung. Pada tahun 2015-2019, persentase itu berada pada angka 5,7%. Setahun berselang, atau di awal-awal masa karantina akibat COVID-19, persentase itu meningkat jadi 21,5%.
Faktor risiko rabun jauh
Meski faktor sinar matahari diyakini sebagai penyebab utama, miopia pada seseorang juga dapat lebih mudah terjadi apabila ia memiliki beberapa faktor risiko berikut.
- Dilansir dari MayoClinic, rabun jauh adalah kondisi yang cenderung menurun dalam sebuah keluarga. Jika salah satu orang tua memiliki miopia, anak yang diturunkan berpotensi memiliki rabun jauh juga ketika ia remaja atau dewasa nanti. Risiko ini akan berlipat ganda jika kedua orang tua memiliki miopia.
- Melakukan aktivitas jarak dekat yang berkepanjangan. Faktor risiko kedua berkenaan dengan aktivitas seseorang selama ia tidak berada di luar rumah, yang tentu dominan dilakukan dalam jarak dekat. Contohnya adalah membaca dalam waktu yang lama.
- Interaksi dengan layar. Selanjutnya adalah lamanya seseorang berhadapan langsung dengan layar—baik itu ponsel, tablet, komputer, laptop, maupun televisi. Kurangnya paparan sinar matahari, yang dikombinasikan dengan interaksi mata dengan layar dalam kurun yang panjang, juga dapat meningkatkan risiko seseorang memiliki rabun jauh.
Ternyata, penyebab seseorang memiliki rabun jauh itu cukup kompleks juga, ya? Semoga informasi dalam artikel ini bermanfaat buat Anda, ya.