Skip to content
Zeinamegot header
Menu
  • Home
  • Lifestyle
  • House and Living
  • Books and Cultures
  • Health and Beauty
Menu
sejarah toko kelontong

Menilik Sejarah di Balik Toko Kelontong

Posted on December 9, 2019November 11, 2019 by Ratih Asri

Sebagian besar dari kita, terutama bagi kalian yang lahir di tahun 90-an, pastinya masih akrab dengan toko kelontong. Bagaimana tidak, masa kecil kita diwarnai dengan momen-momen berbelanja di toko ini. Mulai dari belanja beras, minyak tanah, hingga membeli berbagai jajanan. Definisi apa itu toko kelontong mungkin sudah kita ketahui, namun bagaimana dengan sejarah di baliknya? Apakah sudah tahu? Kalau belum, yuk cek dalam artikel ini!

Jika bicara soal toko kelontong, yang langsung terlintas kita pastilah warung kecil dekat rumah. Hal ini memang benar adanya, sebab toko kelontong memang merujuk pada toko yang menjual barang keperluan sehari-hari. Hanya saja, jika kita mengecek kata “kelontong” di KBBI, definisi yang muncul ada 2 macam: 1. alat kelentungan yang selalu dibunyikan oleh penjaja barang dagangan untuk menarik perhatian pembeli; dan 2. barang-barang untuk keperluan sehari-hari seperti sabun, sikat gigi, gelas, cangkir, mangkuk. Definisi yang sesuai tentulah poin kedua karena toko kelontong memang menjual barang keperluan sehari-hari.

sejarah toko kelontong
sejarah toko kelontong

Namun demikian, ternyata dua definisi tersebut berujung pada satu sejarah yang unik, lho. Selidik punya selidik, kata “kelontong” hadir dari kebiasaan unik masyarakat China yang dulu sering membunyikan rebana terbuat dari kaleng. Hal ini dilakukan oleh para pedagang keliling Tionghoa di masa lalu untuk menarik perhatian calon pembeli. Rebana dari kaleng tersebut akan berbunyi “tong tong tong” yang kemudian membuat masyarakat sekitar menyebut para pedagang dengan sebutan ‘Tjina Kelontong’.

Tak hanya masyarakat China yang memiliki kisah di balik penciptaan toko kelontong, di Jepang juga ada lho. Di Jepang, toko kelontong pertama kali diperkenalkan oleh Tetsudou Kousaka pada tahun 1962. Ia kemudian mulai mengelola toko-toko yang berada di sekitar stasiun kereta api. Seiring berjalannya waktu, toko kelontong tak hanya ditemukan di sekitar stasiun saja, tetapi juga sudah merambah ke perumahan masyarakat. Alhasil, pertumbuhannya cukup tepat dan jumlah toko kelontong di Jepang diperkirakan mencapai 40.000 toko.

Wah, ternyata menarik juga ya sejarah mengenai toko kelontong ini. Untuk mendukung keberadaan toko kelontong di Indonesia, yuk jangan lupa sempatkan diri untuk berbelanja di warung dekat rumah!

Share this:

  • Click to share on Facebook (Opens in new window)
  • Click to share on Reddit (Opens in new window)
  • Click to share on Tumblr (Opens in new window)
  • Click to share on Pinterest (Opens in new window)
  • Click to share on Twitter (Opens in new window)
  • Click to share on LinkedIn (Opens in new window)

Related

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Recent Post

  • Tips Tangani Demam pada Anak yang Tak Kunjung Turun
  • Selain Tokyo dan Osaka, Kamu Wajib Kunjungi 4 Kota Kecil Ini di Jepang
  • EmSculpt Neo, Treatment Berteknologi Canggih untuk Bentuk Tubuh Ideal
  • 5 Jenis Teh Hijau dari Jepang. Sudah Tahu?
  • 5 Penyebab Tekanan Darah Naik Turun dan Risikonya

Categories

Archives

Top Posts & Pages

  • Rumput Halaman Tetap Hijau dengan Cat Khusus
  • Tips Bisnis Penyewaan Lapangan Futsal yang Menguntungkan
  • Mengantisipasi Kesalahan Input Data di Perusahaan
  • Simpan Pasta dengan Cara yang Tepat Agar Awet
  • Cara Merawat Printer All-In-One Agar Tahan Lama

Subscribe to Blog via Email

Enter your email address to subscribe to this blog and receive notifications of new posts by email.

Join 1 other subscriber

IBX58355C91D0FDB

© 2025 Tips, Informasi, dan Cerita Unik Kehidupan | Zeinamegot.com | Powered by Superbs Personal Blog theme