Dibandingkan dengan beberapa tahun yang lalu, sekarang kita sudah merasakan berbagai perubahan dan kemajuan teknologi yang berarti. Misalnya saja dengan kemajuan IT Infrastructure, banyak perusahaan yang terbantu sehingga dapat menjalankan bisnisnya dengan lebih efisien. Belum lagi soal kemajuan artificial intelligence (AI). AI bisa dibilang merupakan kecerdasan buatan yang dapat mengidentifikasi pola-pola data rumit, bahkan lebih efektif daripada manusia.

Berkat bantuan AI, manusia dapat menjalani kehidupan yang lebih produktif, kreatif, dan modern. Namun di lain itu semua, timbul suatu pertanyaan. Apakah AI akan tetap aman dan selalu berdampak positif terhadap kehidupan manusia? Pasalnya, seorang fisikawan terkenal asal Inggris yang telah tutup usia baru-baru ini, Stephen Hawking, mengatakan bahwa kecerdasan buatan dapat menjadi bencana besar dalam sejarah kehidupan manusia bila tidak dikelola dengan baik.
Memang dengan revolusi teknologi, manusia dapat memperbaiki banyak hal di berbagai aspek kehidupan. Seperti penyakit dan kemiskinan, misalnya. Akan tetapi, Menurut Hawking, AI juga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan senjata otonom berkekuatan tinggi yang dapat menyebabkan kekacauan.
Pendapat ini pun sejalan dengan pemikiran CEO Tesla dan SpaceX yang juga merupakan pebisnis dan insinyur. Musk beranggapan bahwa AI justru bisa menjadi boomerang yang dapat menimbulkan perang dunia ketiga. Bahkan AI bisa lebih berbahaya daripada ancaman besar dari Korea Utara.
Namun pendapat tentang bahaya AI tidak ditelan mentah-mentah ole Mark Zuckerberg dan Bill Gates. Zuckerberg optimis bahwa AI akan mengantarkan manusia kepada kehidupan yang lebih baik. Menurutnya, manusia akan terus melakukan perbaikan dalam penelitian dasar untuk mengembangkan AI di berbagai bidang seperti diagnosa kesehatan, pengembangan mobil, dan keamanan bersama.
Sedangkan Bill Gates percaya bahwa AI akan bekerja untuk membuat kehidupan lebih produktif dan kreatif dan tidak perlu khawatir karena teknologi akan lebih menghasilkan kesempatan dibandingkan dengan mengambil kesempatan manusia. Tak hanya Zuckerberg dan Gates saja, John Giannendra yang bertugas sebagai kepala divisi kecerdasan buatan Google juga menghindari menyebut AI sebagai kecerdasan buatan karena menruutnya AI hanyalah sebuah kumpulan data.
Lantas, bagaimana menurut Anda? Apakah AI dapat menyebabkan bahaya pada manusia di masa mendatang? (Rima)