Museum identik dengan gedung tua dan membosankan. Lihat saja jajaran museum yang ada di barisan properti Indonesia milik kita. Hampir semuanya berada di gedung bekas peninggalan Belanda dan jarang sekali ada museum yang mengangkat modernitas atau berada di gedung yang unik. Padahal, museum tidak harus bersifat kaku, lho. Seperti Museum Ghibli, misalnya. Meski museum ini berisi tentang sejarah animasi Studio Ghibli, tetapi museum ini tidak dibangun dengan bentuk yang kaku. Yang ada justru sebaliknya. Penasaran dengan visi Hayao Miyazaki ketika membangun museum ini? Simak detailnya berikut ini!
Dalam website resmi Museum Ghibli, Hayao Miyazaki selaku executive director menuliskan visinya terhadap pembangunan museum ini melalui surat berjudul “This is the Kind of Museum I Want to Make!”. Dalam surat tersebut, Miyazaki menuliskan bahwa ia ingin membangun sebuah museum yang menarik dan bisa menjadi sarana relaksasi untuk jiwa pengunjungnya. Museum yang memiliki banyak hal untuk dieksplorasi, museum yang dibangun atas filosofi yang kuat, serta bisa menawarkan jawaban atas apa yang dicari ketika berkunjung ke sana. Miyazaki juga ingin membuat museum yang membuat pengunjung merasa lebih kaya akan informasi setelah meninggalkan museum. A museum that makes you feel more enriched when you leave than when you entered.
Untuk bangunan museumnya, Miyazaki menuliskan bahwa gedung museum tidak boleh mengintimidasi, harus bisa membuat pengunjung seolah berada di rumah, serta menawarkan rasa hangat ketika mengunjunginya. Gedung museum harus bisa membuat cahaya matahari dan angin keluar masuk dengan mudah.
Penataan di museum pun menjadi perhatian Miyazaki. Display yang ada di Museum Ghibli harus mempertimbangkan interest pengunjung: tidak boleh hanya mengedepankan sisi favorit dari pengunjung yang merupakan fans Ghibli saja. Display harus dapat memberikan pemahaman yang utuh pada pengunjung meski hanya dinikmati dengan cara dilihat saja. Penataan ruang harus dilakukan sedemikian rupa agar pengunjung bisa merasakan dan melihat spirit dari animator yang membuatnya.
Banyak yang mengatakan bahwa Miyazaki adalah orang yang detail. Hal ini tercantum pula pada suratnya, di mana ia menuliskan visi untuk café serta toko suvenir yang ada di Museum Ghibli. Bahkan hal kecil seperti ini pun tak luput dari pandangannya. Untuk café, Miyazaki ingin café di Museum Ghibli menjadi tempat relaksasi dan bersantai bagi para pengunjung. Sementara itu, toko suvenir yang ada di Museum Ghibli haruslah well prepared dan well presented. Toko ini bukanlah toko yang penuh barang diskon, toko yang hanya penuh ketika ada diskon berlangsung di dalamnya. Toko suvenir ini adalah toko yang menjual barang-barang original yang hanya bisa ditemukan di museum.
Untuk menutup harapannya, Miyazaki juga menuliskan museum yang paling tidak ingin dibangunnya: museum yang pretentious, museum yang arogan, museum yang memperlakukan isinya seolah isi museum lebih penting dari manusia, dan museum yang memamerkan sesuatu yang tidak menarik seolah itu penting.
Itu dia visi dari Hayao Miyazaki saat membangun Museum Ghibli. Kata-kata yang digunakan oleh Miyazaki memang sederhana namun maknanya sangat dalam sekali. Pembaca bisa merasakan ketulusan dan niat baik Miyazaki saat membuat konsep Museum Ghibli, yang kemudian berhasil diwujudkannya seperti sekarang. (TR)